Minggu, 27 Maret 2011

Kesesakan dan Kepadatan

KEPADATAN

1. Pengertian

Kepadatan atau density ternyata mendapat perhatian serius dari para ahli psikologi lingkungan. Menurut Sundtrom, kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan (dalam Wrightman & Deaux, 1981). Atau sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFarling, 1978; Stokols dalam Keating, 1978). Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat jika jumlah individu dalam batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan jumlah luasnya (Sarwono, 1992).

Penelitian tentang kepadatan p;ada manusia berawal dari penelitian terhadap hewan yang dilakukan oleh John Calhoun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak negatif dari kepadatan dengan menggunakan hewan percobaan tikus. Hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku kanibal pada tikus seiring semakin bertambahnya jumlah tikus (dalam Worchel dan Choper, 1983). Secara terinci hasil penelitian Caloun (dalam Setiadi, 1991) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam jumlah yang tidak padat, kondisi fisik dan perilaku tikus berjalan normal. Tikus-tikus itu dapat melakukan perkawinan, membuat sarang, melahirkan, dan membesarkan anak-anaknya seperti halnya kehidupan alamiahnya.

2. Dalam kondisi kepadatan tinggi dengan pertumbuhan populasi yang tak terkendali, ternyata memberikan dampak negatif bagi tikus-tikus itu. Terjadi penuruna fisik pada ginjal, otak, hati, dan jaringan kelenjar, serta penyimpangan perilaku seperti hyperaktif, homoseksual, dan kanibal. Akibat keseluruhan dampak negatif tersebut, menyebabkan penurunan kesehatan dan fertilitas, sakit, mati, dan penurunan populasi.

Penelitian terhadap manusia yang pernah dilakukan oleh Bell (dalam Setiadi, 1991) mencoba memerinci : bagaimana manusia merasakan dan bereaksi terhadap kepadatan yang terjadi; bagaimana dampaknya terhadap tingkah laku sosial; dan bagaimana terhadaa Task Performance (kinerja tugas)? Hasilnya memperlihatkan banyak hal-hal yang negatif akibat dari kepadatan :

1) Ketidaknyamanan dan kecemasan, peningkatan denyut jantung, tekanan darah, hingga terjadi penurunan kesehatan atau peningkatan pada kelompok manusia tertentu.

2) Peningkatan agresivitas pada anak-anak dan orang dewasa (dalam kurva linear) atau menjadi sangat menurun (berdiam diri/murung) bila kepadatan tinggi sekali. Juga kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, dan tolong-menolong sesama anggota kelompok.

3) Terjadi penurunan ketekunan dalam pemecahan persoalan atau pekerjaan. Juga penurunan hasil keja terutama pada pekerjaan yang menuntut hasil kerja yang kompleks.

Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa dampak negatif kepadatan lebih berpengaruh terhadap pria atau dapat dikatakan bahwa pria lebih memiliki perasaan negatif pada kepadatan tinggi dibandingkan wanita. Pria juga bereaksi lebih negatif terhadap anggota kelompok, baik pada kepadatan tinggi atau rendah dan wanuta justru lebih anggota kelompoknya pada kepadatan tinggi.

2. Kategori Kepadatan

Kepadatan dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori, Holahan (1982) menggolongkan kepadatan menjadi 2 kategori, yaitu kepadatan spasial yang terjadi bila besar atau luas ruangan diubah menjadi lebih sempit atau lebih kecil sementara jumlah individu tetap, sehingga didapatkan kepadatan meningkat sejalan menurunnya besar ruang, dan kepadatan sosial yang terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi denga penambahan besar atau luas ruangan sehingga didapatkan kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya individu. Alman (1975) membagi kepadatan menjadi kepadatan dalam yaitu sejumlah individu yang berada dalam suatu ruang atau tempat tinggal seperti kepadatan dalam rumah, kamar; dan kepadatan luar yaitu sejumlah individu yang berada pada suatu wilayah tertentu, seperti jumlah penduduk yang bermukim di suatu wilayah pemukiman.

C. Akibat-akibat Kepadatan

Akibat secara fisik yaitu reaksi fisik yang dirasakan individu seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan penyakit fisik lain,(Heimstra dan McFarling, 1978).

Akibat secara sosial antara lain adanya masalah sosial yang terjdi dalam masyarakat seperti meningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja (Heimstra dan McFarling, 1978; Gifford, 1987).

Akibat secara psikis antara lain :

a. Stress, kepadatan tinggi dapat menumbuhkan perasaan negatif, rasa cemas, stres (Jain, 1987), dan perubahan suasana hati (Holahan, 1982).

b. Menarik diri, kepadatan tinggi cenderung menyebabkan individu menarik diri dan kurang mau berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (Heimstra dan McFarling, 1978; Holahan, 1982; Gifford, 1987).

c. Perilaku menolong, kepadatan tinggi juga menurunkan keinginan individu untuk menolong atau memberi bantuan ada orang lain yang membutuhkan, terutama orang tdak dikenal (Holahan, 1982; Fisher dkk, 1984).

d. Kemampuan mengerjakan tugas, situasi padat menurunkan kemampuan individu untuk mengerjakan tugas-tugasnya pada saat tertentu (Holahan, 1982)

e. Perilaku agresi, situasi padat yang dialami individu menumbuhkan frustasi dan kemarahan, serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku agresi (Heimstra dan McFarling, 1978; Holahan, 1982).

Analisa:

Kepadatan menimbulak banayk hal-hal yang negatif, yaitu :

1. Ketidaknyamanan dan kecemasan, peningkatan denyut jantung, tekanan darah, hingga terjadi penurunan kesehatan atau peningkatan pada kelompok manusia tertentu.

2. Peningkatan agresivitas pada anak-anak dan orang dewasa (dalam kurva linear) atau menjadi sangat menurun (berdiam diri/murung) bila kepadatan tinggi sekali. Juga kehilangan minat berkomunikasi, kerjasama, dan tolong-menolong sesama anggota kelompok.

3. Terjadi penurunan ketekunan dalam pemecahan persoalan atau pekerjaan. Juga penurunan hasil keja terutama pada pekerjaan yang menuntut hasil kerja yang kompleks.

Kepadatan terdiri dari kepadatan spasial, sosial, dalam, dan luar. Akibat kepadatan secara fisik yaitu reaksi fisik yang dirasakan individu seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan penyakit fisik lain,(Heimstra dan McFarling, 1978).

Akibat secara sosial antara lain adanya masalah sosial yang terjdi dalam masyarakat seperti meningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja (Heimstra dan McFarling, 1978; Gifford, 1987).

Akibat secara psikis antara lain :

a. Stress, kepadatan tinggi dapat menumbuhkan perasaan negatif, rasa cemas, stres (Jain, 1987), dan perubahan suasana hati (Holahan, 1982).

b. Menarik diri, kepadatan tinggi cenderung menyebabkan individu menarik diri dan kurang mau berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (Heimstra dan McFarling, 1978; Holahan, 1982; Gifford, 1987).

c. Perilaku menolong, kepadatan tinggi juga menurunkan keinginan individu untuk menolong atau memberi bantuan ada orang lain yang membutuhkan, terutama orang tdak dikenal (Holahan, 1982; Fisher dkk, 1984).

d. Kemampuan mengerjakan tugas, situasi padat menurunkan kemampuan individu untuk mengerjakan tugas-tugasnya pada saat tertentu (Holahan, 1982)

e. Perilaku agresi, situasi padat yang dialami individu menumbuhkan frustasi dan kemarahan, serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku agresi (Heimstra dan McFarling, 1978; Holahan, 1982).

KESESAKAN

1. Pengertian

Menurut Altman, yaitu suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan interaksi manusia sati dengan yang lain dalam suatu pasangan atau kelompok kecil.

Baum dan Paulus (1987) menerangkan bahwa proses kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilain individu berdasarkan 4 faktor, yaitu:

a. Karakteristik setting fisik

b. Karakteristik setting sosial

c. Karakteristik personal

d. Karakteristik beradaptasi

Stokols (dalam Altman, 1975) membedakan antara kesesakan bukan sosial yaitu dimana faktor-faktor fisik merasakan perasaan terhadap orang yang tidak sebanding, seperti sebuah ruangan yang sempit, dan kesesakan sosial yaitu perasaan sesak mula-mula datang dari kehadiran orang lain yang terlalu bayak. Stokols juga menambahkan perbedaan antara kesesakan molekuler dan molar. Kesesakan molar yaitu perasaan sesak yang dapat dihubungkan denga skala luas, penduduk kota, sedangkan kesesakan molekuler yaitu perasaan sesak yang menganalisis mengenai individu, kelompok kecil, dan kejadian-kejadian interpersonal.

Pengaruh negatif kesesakan tercermin dalam bentuk-bentuk psikologis, fisiologis, dan hubungan sosial individu. Pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kesesakan antara lain adalah perasaan kurang nyaman, stress, kecemasan, suasana hati yang kurang baik, prestasi kerja dan belajar menurun, agresivitas meningkat, dan bahkan gangguan mental yang serius.

Kalau pengaruh ke fisiologis adalah meningkatnya tekanan darah dan jantung, gejala-gejala psikosomatik, dan penyakit-penuakit yang serius (Worchel dan Cooper, 1983).

Perilaku sosial yang sering kali timbul karena situasi sesak adalah kenakalan remaja, menurunnya sikap gotong-royong dan saling membantu, penarikan diri dari lingkungan sosial, berkembangnya sikap acuh tak acuh, dan semakin berkurangnya intensitas hubungan sosial (Holahan, 1982).

Ancok (1989), perasaan sesak di dalam rumah akan menimbulkan beberapa masalah, yaitu:

1. Menurunnya frekuensi hubungan seks

2. Memburuknya interaksi suami istri

3. Memburuknya cara pengasuhan anak

4. Memburuknya hubungan dengan orang-orang di luar rumah

5. Meningkatnya ketegangan dan gangguan jiwa

Analisa:

Proses kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh penilain individu berdasarkan 4 faktor, yaitu:

a. Karakteristik setting fisik

b. Karakteristik setting sosial

c. Karakteristik personal

d. Karakteristik beradaptasi