Selasa, 10 Mei 2011

STRESS

1. Apakah itu stres, berikan penjelasannya??

Istilah stres dikenalkan oleh Hans selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan kepadanya. Dengan kata lain, istilah stres dapat digunakan untuk menunjukkan suatu perubahan fisik yang luas yang disulut oleh beberapa faktor psikologis atau faktor fisik atau kombinasi kedua faktor tersebut. Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. Menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang. Stres tidak saja kondisi yang menekan seseorangataupun keadaan fisik atau psikologis seseorang maupun rekasinya terhadap tekanan tadi, tapi stres adalah keterkaitan antara ketiganya (Prawitasari, 1989). Karena banyaknya definisi mengenai stres, maka Sarafino (1994) mencoba mengkonseptualisasikan ke dalam tiga pendekatan, yaitu Stimulus, Proses, dan Respon.

2. Apakah kaitan stres terhadap psikologi lingkungan, jelaskan??

Dalam mengulas dampak lingkungan binaan terutama bangunan terhadap stres psikologis, Zimring (dalam Prawitasari, 1989) mengajukan 2 pengandaian. Yang pertama, stres dihasilkan oleh proses dinamik ketika orang berusaha memperoleh kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan dan tujuan apa yang disajikan oleh lingkungan. Proses ini dinamik karena kebutuhan-kebutuhan individual sangat bervariansi sepanjang waktu dan berbagai macam untuk individu. Cara penyesuaian atau pengatasan masing-masing individu terhadap lingkungannya juga berbagai macam.

Pengandaian kedua adalah bahwa variabel transmisi harus diperhitungkan bila mengkaji stres psikologis yang disebabkan oleh lingkungan binaan. Misalnya perkantoran, status, anggapan tentang kontrol, pengaturan ruang dan kualitas lain dapat menjadi variabel transmisi yang berpengaruh pada pandangan individu terhadap situasi yang dapat dipakai untuk menentukan apakah situsai tersebut menimbulakn stres atau tidak.

3. Apakah stres bisa mempengaruhi individu dalam lingkungan, bagaimana hal itu bisa terjadi, jelaskan dan beri contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari??

Stres yang diakibatkan oleh kepadatan dalam ruang dengan penilaian kognitif akan mengakibatkan denyut jantung bertambah tinggi dan tekanan darah naik, sebagai reaksi stimulus yang tidak dinginkan. Dengan kondisi tersebut, maka seseorang yang berusaha mengatasi situasi stres akan memasuki tahapan kelelahan karena energinya telah banyak digunakan untuk mengatasi situasi stres. Dalam berbagai kasus, stimulus yang tidak menyenangkan tersebut muncul berkali-kali, sehingga reaksi terhadap stres akan berkurang dan melemah.

Proses ini secara psikologis dinamakan adaptasi. Hal ini terjadi karena sensitifitas neuropsikologis semakin melemah dan melalui penelitian kognitif situasi stress tersebut berkurang (Iskandar, 1990).

Bangunan yang tidak memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial merupakan sumber stres bagi penghuninya. Apabila perumahan tidak memperhatikan kenyamanan penghuni, misalnya pengaturan udara yang tidak memadai, maka penghuni tidak dapat beritirahat dan tidur dengan nyaman. Akibatnya, penghuni seringkali lelah dan tidak dapat bekerja secara efektif dan ini akan mempengaruhi kesejahteraan fisik maupun mentalnya. Demikian pula apabila perumahan tidak memperhatikan kebutuhan rasa aman warga, maka hal ini akan berpengaruh negatif pula. Penghuni akan selalu waspada dan akan mengalami kelelalahn fisik maupun mental. Hubungan antara manusia sangat penting, untuk itu perumahan sebaiknyaa juga memperhatikan kebutuhan tersebut.

Pembangunan perumahan yang tidak menyediakan tempat umum dimana para warga dapat berinterkasi satu sama lain akan membuat mereka sulit berhubungan satu sama lain. Atau perumahan yang tidak memperhatikan ruang pribadi masing-masing anggotanya merupakan sumber stress bagi penghuninya (Zimring dalam Prawitasari, 1989).

Keberhasilan suatu bangnan perumahan atau daerah pemukiman dalam terminologi perilaku dapat digunakan penilaian berdasarkan tingkat kepuasan penghuni dan kebetahan penghuni di tempat tinggalnya.

Contoh:

Sebuah kelas di sebuah sekolah ternama yang berada di dekat jalan tol, tiap hari selalu mendengar suara kendaraan yang lalu-lalang. Hal ini sering membuat semua siswa yang menempati ruangan tersebut jadi tidak konsentrasi dalam mendengarkan apa yang diajarkan guru, sehingga murid-murid tersebut kadang tidak mendengar apa saja yang diucapkan atau dijelaskan oleh guru di depan kelas.