TUGAS
PSIKOLOGI KELOMPOK
REVIEW JURNAL INDONESIA DAN LUAR NEGERI
Disusun oleh :
Ø Ayu cikita maretri 10508276
Ø Alfi reza 10508010
Ø Azariah kartika 10508034
Ø Farrah Fatiya 10508076
Ø Eka Sri sugiyanti 10506071
3 PA 06
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2010
Daftar isi
Bab I.
A. Latar Belakang …………………………………………………………….
B. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..
C. Metode penelitian ………………………………………………………….
D. Hasil penelitian …………………………………………………
E. Prestasi kelompok ……………………………………………...
Bab II.
Jurnal II. KERAGAMAN DINAMIKA KELOMPOK TANI (Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi) …………………………
A. Latar Belakang …………………………………………………………
B. Metode penelitian…………………………………………..
C. Hasil Dan Pembahasan……………………………………………….
D. Prestasi kelompok
BAB. III
Jurnal III. KONFLIK KEPENTINGAN ANTARA AMERIKA DAN KELOMPOK ISLAM FUNDAMENTALIS………………………………………………………
A. Latar Belakang …………………………………………………………
B. Metode penelitian…………………………………………..
C. Hasil Dan Pembahasan……………………………………………….
BAB. IV
Jurnal IV. SUBJEKTIVE PERCEPTIONS OF STRESS AND COPING BY MATHERS OF CHILDREN WITH INTELECTUAL DISTABILITY A NEEDS ASSESSMENT………………………………………………………………………
A. Latar belakang
B. Metode penelitian
C. Hasil penelitian
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat AllahSWT, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, jurnal ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kelompok.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bekasi , 28-10-2010
BAB. I
JURNAL I
KOHESIFITAS SUPORTER TIM SEPAK BOLA PERSIJA
A. LATAR BELAKANG
Persija adalah sebuah klub sepak bola yang terletak di
The jakmania adalah kelompok supporter pendukung tim sepak bola persija yang berdiri pada 19 desember 1997, ini merupakan supporter yang terbentuk karena suatu alasan, yaitu sama-sama mendukung tim sepak nola persija dan berupaya untuk mengorganisir para supporter persija . pada awalnya tim ini hanya berjumlah 100 orang anggota dan 40 orang pengurus dan dipimpin oleh Gugun Gondrong pada parode 1999-2000, dan kemudian diganti oleh Fery indrasjarief. Dan selama dipimpin oleh Fery selama 3 pariode, dia berhasil mengumpulkan 30.000 anggota dari 50 koordinator wilayah.
Banyak kegiatan yang dilakukan oleh the jakmania, dari kegiatan dalam sepak bola hingga kegiatan luar lainnya seperti Jak On Air yaitu kelompok yang bekerjasama dengan Radio Utan Kayu dan setiap minggunya mereka mendatangkan tamu dari pemain persija.
Hal-hal tersebut melatarbelakangi peneliti untuk mengangkat tema kohesifitas untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Dikarenakan adanya pandangan masyarakat yang bertengtangan mengenai supporter sepak bola. Masyarakat memandang kegiatan tersebut dapat memicu timbulnya agresifitas kelompok yang merugikan banyak pihak tanpa melihat adanya kohesifitas yang dapat membangun serta bersifat negative.
B. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang diatas , maka peneliti ingin mengetahui :
1) Bagaimana kohesifitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania?
2) Faktor –faktor yang menyebabkan kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania?
C. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah kualitatif. Yaitu metode yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam siatuasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Metode ini digunakan dalam situasi yang wajar ( natural setting) dan lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologi yang mengutamakan penghayatan dan lebih menekankan kepada study kasus.
Tekhnik pengumpulan data dengan dua cara, yaitu:
1) Wawancara
2) observasi
D. HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian diatas, dapat dijelaskan beberapa hal, yaitu :
1) Kohesifitas indifidu dalam kelompok kecil The Jakmania.Berdasarkan penelitian kohesifitas tersebut seperti, aktifitas kelompok dalam komunitas ataupun aktifitas diluar selain nonton bareng.
2) factor-faktor yang menyebabkan kohesifitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania. Pertama, yaitu latar belakang kelompok yang sering melakukan kegiatan bersama sehingga menyebabkan mereka akrab dengan satu sama lainnya, selain itu meraka juga terlihat sangat kompak dengan adanya kegiatan-kegiatan di dalam kelompok tersebut.
E. PRESTASI KELOMPOK
Keberadaan persija dalam kancah liga Indonesia memiliki banyak prestasi, diantaranya:
1) 1931 juara – VIJ
2) 1933 juara – VIJ
3) 1934 juara – VIJ
4) 1938 juara – VIJ
5) 1964 juara – persija
6) 1974 juara – persija
7) 1975 persija
8) 1977 juara – persija
9) 1979 juara – persija
10) 1990 devisi utama peringkat 10
11) 1995 peringkat 12 wilayah barat
12) 1995 peringkat 13 wilayah barat
13) 1996 peringkat 10 wilayah barat
14) 1998 besar liga
15) 1999 besar liga
16) 2001 juara liga bank mandiri
17) 2002 8 besar liga bank mandiri
18) 2003 peringkat 7 liga bank mandiri
19) 2004 peringkat 3 liga bank mandiri
20) 2006 juara copa Indonesia
BAB. II
JURNAL II
KERAGAMAN DINAMIKA KELOMPOK TANI
(Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Sukabumi)
A. Latar Belakang
Kondisi kelompok tani dari tahun ke tahun dapat dikatakan belum mengalami perkembangan atau dapat dikatakan stasioner atau pun menurun, selain akibat dari kondisi usaha pertanian secara umum kurang menggembirakan, juga diakibatkan dari ketidakpastian kebijakan pemerintah. Secara berturut-turut, dengan keluarnya SKB menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri Tahun 1986, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dapat berfungsi dengan baik walaupun tidak optimal, SKB Menteri Pertanian dan Menteri dalam Negeri Tahun 1991 yang menjadikan BPP tidak berfungsi, karena BPP menjadi instalasi Dinas Subsektor, dengan keluarnya SKB Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri 1996, ingin mengusahakan berfungsinya BIPP dan BPP, namun belum sampai berhasil sudah tersusul dengan adanya otonomi daerah. Pada otonomi daerah ternyata terjadi variasi dalam penanganan penyuluhan pertanian di masing-masing Daerah Tingkat II, ada sebagian yang masih mempertahankan keberadaan BIPP (atau dengan nama lain apapun), namun sebagian lagi menyatakan tidak jelas atau justru menghapuskannya sama sekali. BIPP yang mempunyai instalasi BPP adalah “pengelola” kelompok tani, sehingga apabila lembaga pengelolanya pasang surut (“gonjang-ganjing”), maka keberadaan kelompok tani di wilayah tersebut tentu akan terjai goncang pula.
Dengan kata lain walaupun kelompok tani tersebut ada (pernah ada) namun akibat dari uraian di atas, umumnya kelompok tani tersebut tidak/kurang dinamis, peran, fungsi kelompok tani tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, antara lain disebabkan oleh kurangnya pembinaan dari aparat (Penyuluh). Ditegaskan oleh Adjid (2001), dalam makalahnya “Pembinaan Profesionalisme Penyuluhan Pertanian Dalam Otonomi Daerah, bahwa pada era Orde Baru, menjadikan penyuluh tidak berpihak pada petani, justru berpihak pada Dinas subsektor dengan segala proyek yang ada. Penyuluh tidak lagi melayani petani sebagai tugas utamanya, justru penyuluh banyak melayani dan disibukkan dengan administrasi dan proyek-proyek yang ada pada Dinas Subsektor. Memang keadaan yang demikian ini sangat bertentangan dengan paradigma penyuluhan yang seharusnya terdapat keberpihakan dan pemberdayaan petani. Di sisi lain kesiapan daerah dalam otonomi daerah pada sebagian besar belum siap. Justru sering terjadi polemik bahwa “lembaga penyuluh” dianggap “beban” bila dihubungkan dengan apa yang disebut PAD. Dari uraian tersebut menunjukkan pada era otonomi terjadi keragaman persepsi terhadap penyuluhan pertanian. Hal ini akan berakibat langsung terhadap keberadaan kelompok tani. Demikian juga di Wilayah Kabupaten Sukabumi khususnya di Kecamatan Sukaraja. Secara empiris dapat dikatakan bahwa keadaan kelompok tani di wilayah pedesaan berkondisi sebagai berikut:
a. Sebagian tingkat kelas kelompoknya tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, status kelasnya lebih tinggi namun kegiatannya bila diukur dengan skore penilaian ternyata dinamikanya rendah.
b. Sebagian kelompok tani sudah “bubar” namun masih terdafrar.
Hal tersebut di atas disebabkan oleh tidak berfungsinya peran kelompok tani tersebut. Berdasarkan uraian di atas, untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang keberadaan/keragaan fungsi/dinamika kelompok tani di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi perlu diadakan penelitian.
B. METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2002 dan selanjutnya dilakukan penulisan laporan.
Kecamatan Sukaraja terdiri dari 12 desa dan 9 desa yang dipergunakan sebagai desa penelitian dengan mengambil sampel dua kelompok tani setiap desa sebagai responden penelitian (Daftar tertera pada lampiran 4). Sedangkan Materi yang dipergunakan dalam penelitian in adalah keragaan dinamika kelompok tani di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, dengan rincian materi:
1. Keragaan dinamika kelompok tani. Yang ingin diteliti tentang keragaan dinamika kelompok ini adalah:
a. Berapa besar (persen) kelompok tani yang dinamikanya termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
b. Secara urut, ranking kelompok tani mana yang keragaan dinamika kelompok taninya paling tinggi dan kelompok mana yang paling rendah.
c. Keragaan umum kelompok tani.
2. Keragaan dinamika dari masing-masing fungsi kelompok tani. Yang ingin diteliti dari masing-masing fungsi kelompok tani adalah:
a. Fungsi kelompok tani mana yang keragaan dinamika fungsi kelompoknya paling tinggi dan fungsi kelompok mana yang rendah.
b. Berapa besar (persen) kelompok tani yang fungsi-fungsi kelompoknya termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.
3. Berapa besar (persen) alasan yang dikemukakan yang dapat mempengaruhi dinamika kelompok tani tersebut. Yang termasuk kategori rendah, sedang dan tinggi ditinjau dari sisi:
a. Produktivitas usaha tani.
b. Peran pengurus kelompok.
c. Peran pembina/aparat.
2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah seperangkat pedoman wawancara dengan menggunakan indikator kemampuan-kemampuan kelompok dalam fungsinya sebagai kelas belajar-mengajar, sebagai unit produksi dan sebagai wahana kerjasama, bersumber dari Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Tani-Nelayan Pusat Penyuluhan Pertanian, Departemen Pertanian tahun 1996.
Dari jawaban responden diberikan skore sesuai dengan tingkatan kemampuan yang ada dengan rentangan 5 kelas, dengan skore 0-100. Dari setiap fungsi kelompok, masing-masing terdapat 8 item kemampuan. Selain 8 item kemampuan tersebut dalam pedoman wawancara tersebut disertakan alasan yang dapat mempengaruhi dinamika kelompok yang terinci dari aspek produktivitas usaha tani, peran pengurus kelompok dan peran Pembina/aparat. Sedangkan Materi yang dipergunakan dalam penelitian in adalah keragaan dinamika kelompok tani di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, dengan rincian materi:
1. Keragaan dinamika kelompok tani. Yang ingin diteliti tentang keragaan dinamika kelompok ini adalah:
a. Berapa besar (persen) kelompok tani yang dinamikanya termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
b. Secara urut, ranking kelompok tani mana yang keragaan dinamika kelompok taninya paling tinggi dan kelompok mana yang paling rendah.
c. Keragaan umum kelompok tani.
2. Keragaan dinamika dari masing-masing fungsi kelompok tani. Yang ingin diteliti dari masing-masing fungsi kelompok tani adalah:
a. Fungsi kelompok tani mana yang keragaan dinamika fungsi kelompoknya paling tinggi dan fungsi kelompok mana yang rendah.
b. Berapa besar (persen) kelompok tani yang fungsi-fungsi kelompoknya termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.
3. Berapa besar (persen) alasan yang dikemukakan yang dapat mempengaruhi dinamika kelompok tani tersebut. Yang termauk kategori rendah, sedang dan tinggi ditinjau dari sisi:
a. Produktivitas usaha tani,
b. Peran pengurus kelompok,
c. Peran pembina/aparat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Setelah data ditabulasikan, diolah dan ditafsirkan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Hasil dari dinamika kelompok
1) Dari 18 kelompok yang dipergunakan sebagai sampel diperoleh skore untuk dinamika kelompok dengan urutan (ranking) sebagai berikut:
NO | Kelompok | Σ Skore | Rangking | Kriteria Dinamika |
1. 2. 3. 4. 5.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. | Priangan Jaya 1 Priangan Jaya 2 Sukalarang 1 Sukalarang 2 Cimangkok 1 Margaluyu 1 Semplak 1 Sukamaju 1 Limabangan 1 Semplak 2 Margaluyu 2 Cimangkok 2 Limbangan 2 Sukamaju 2 Titisan 1 Cisarua 1 Cisarua 2 Titisan 2 | 1870 1860 1830 1805 1440 1420 1420 1360 1350 1340 325 1290 1280 1260 960 955 935 925 | 1 2 3 4 5 6,5 6,5 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 | Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah |
BAB. III
Jurnal III
KONFLIK KEPENTINGAN ANTARA AMERIKA DAN KELOMPOK ISLAM FUNDAMENTALIS
A. Latar Belakang Masalah
Negara yang merasa memiliki ekonomi yang baik, sumber daya manusia yang potensial, dan keuangan yang kuat menpunyai banyak kepentingan, terutama kepentingan untuk menguasai perekonomian dunia. Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kepentingan tersebut, bahkan tidak jarang dilakukan dengan cara yang tidak etis kadang-kadang menjurus pada tindakan HAM dan kriminal. Hal ini dapat dilihat dari tindakan atau strategi yang dilakukan negara adikuasa seperti Amerika Serikat.
Bila diamati secara cermat, negara yang kaya akan sumberdaya alamnya, mayoritas penduduknya ber-agama Islam. Dalam agama Islam, manusia diwajibkan untuk berusaha atau melakukan aktivitas dalam memper-tahankan hidupnya selagi tidak ber-tentangan dengan syariat Islam, atau tidak merusak lingkungan sosial alam. Di sisi lain Amerika memiliki budaya dan kepercayaan yang berbeda dengan negara-negara yang ber-penduduk mayoritas beragama Islam, bahkan tidak jarang bertolak belakang. Hal ini sering memicu timbulnya konflik.
Masih segar dalam ingatan kita pada tanggal 20 November Presiden Republik
Bila kita lihat pada Palestina yang terjadi konflik dengan negra Israel, pihak Amerika selalu membela ke-pentingan Israel karena mayoritas kongklomerat, ahli politik, militer, birokrat, intelektual yang menguasai Amerika adalah keturunan Yahudi. Perlu diketahui bahwa islam adalah musuhnya Yahudi, dengan kata lain Amerika jelas akan membela mati-matian kepentingan
Bila diamati lebih dalam, Amerika sebenarnya memiliki kebencian terhadap negara-negara Islam khususnya umat Islam. Kebencian tersebut dapat dilihat dari perilaku media
Efek kesemena-menaan dan ketidakadilan ini menurut para analisa terjadi peristiwa pada tanggal 11 September 2001 serangan terhadap gedung WTC dan Pentangon. Dalam peristiwa ini yang dituding adalah kelompok Islam jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama Bin Laden. Tudingan ini sebenarnya tidak beralasan karena sampai sekarang sulit untuk dibuktikan. Mengingat Amerika merasa mengalami kesulitan untuk membuktikan siapa pelakunya, Amerika mencari kambing hitam, setiap orang Islam selalu dicurigai bahkan difitnah sebagai anggota jaringan Al-Qaeda. Tidak sedikit umat Islam yang dirugikan. Peristiwa ini kemungkinan besar merupakan rekayasa Amerika untuk memojokkan umat Islam seluruh dunia. Dengan terpojoknya negara mayoritas Amerika, agama Islam mudah untuk menekan dari berbagai aspek kepenting-an, ekonomi, politik, teknologi dan pertahanan.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah tindakan Amerika yang selama ini merugikan banyak umat Islam dapat dibiarkan?.
2. Siapa sebenarnya teroris?.
3. Upaya-upaya apa yang harus dilakukan negara-negara yang ber-penduduk mayoritas beragama Islam terhadap kepentingan Amerika?
C. Analisis Masalah dan Pembahasan
1. Tindakan Amerika yang semena-mena terhadap negara-negara berpenduduk mayoritas Islam perlu dipikirkan oleh seluruh umat Islam, terutama OKI. Seperti kita ketahui bahwa Amerika dikuasai oleh keturunan Yahudi dalam segala sektor, baik dalam bidang politik, teknologi, pendidikan, ekonomi, bisnis, pemerintahan dan militer. Sehingga kebijakan selalu dibuat untuk menekan negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam karena kebijakan masih keturunan Yahudi, secara psikologis akan timbul pemikiran untuk menekan umat Islam. Hal ini dapat dirasakan oleh Negara Palestina, Iran dan Irak yang banyak kebijakannya merugikan Negara tersebut. Secara tidak langsung tindakan ini sebenarnya menunjukkan Amerika ada di belakang Negara Israel. Tindakan itu dapat berupa sanksi ekonomi, serangan militer, dan sanksi social, Amerika dapat berperilaku seperti ini karena Amerika memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi sehingga dapat menguasai system produksi dan pasar global yang akan memperoleh keuntungan materi maupun nonmateri.
2. Siapa sebenarnya Teroris? Negara-negara berkembang khususnya Negara yang berpenduduk mayoritas muslim sering menjadi bulan-bulanan, bahkan lebih dari itu sampai dikatakan sebagai sarang teroris, istilah terroris sampai sekarang belum ada kata sepakat tentang definisinya. Oleh karena itu, batas sesuatu itu dapat dikatakan teroris sebenarnya tidak ada. Jika hal itu tidak dapat dibuktikan, dapat diperkirakan bahwa Amerika akan terjebak pada pernyataan yang dikeluarkannya. Masyarakat internasional, khususnya lewat perdebatan di PBB, sampai saat ini gagal merumuskannya karena adanya perbedaan posisi dari PBB, sampai saat ini gagal merumuskannya karena adanya perbedaan posisi dari kalangan Negara maju di satu pihak dan kalangan Negara berkembang di pihak lain. Kegagalan itu lebih banyak bersifat politis, bukan legal atau teknis. Namun, kiranya dua prinsip bisa dipegang, prinsip “jelas” dan “rinci”.
The Bill Inggris dalam pasal 21 merumuskan tersangka pelaku terorisme sebagai suspected international terrorist yaitu seseorang yang keberadaannya di Inggris diyakini menimbulkan risiko pada keamanan nasional Inggris atau mempunyai kaitan dengan anggota suatu kelompok teroris internasional pada pasal 21.2.c istilah, suspected dan adalah istilah yang tidak jelas dan mengambang yang bisa menimbulkan akibat serius karena bisa menimpa orang yang tidak bersalah, hanya karena yang bersangkutan memiliki ideologi politik, kewarga-negaraan, agama, etnis, kelompok sosial, atau keluarga yang sama dengan pelaku terorisme. Oleh sebab itu, mengapa perumusan mengenai terorisme merupakan titik tolak yang amat penting. Kasus demi kasus bermunculan di Amerika berkaitan dengan tuduhan kepada seseorang yang dianggap sebagai anggota teroris, misalnya seorang warga-negara Indonesia keturunan Arab alumni sekolah penerbangan di Amerika dituduh sebagai anggota teroris, tetapi setelah diselidiki ternyata tidak terbukti, mungkin Amerika merasa malu tidak akuratnya informasi yang diterima dari FBI sehingga warganegara Indonesia tersebut disuruh keluar dari Amerika.
Begitu juga ada beberapa keturunan Arab yang dikenakan atas tuduhan yang sama, dan lebih aneh lagi Osama bin Laden difitnah membeli anthrax dari Indonesia karena perkiraan Amerika bahwa di Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam sehingga kemung-kinan ada yang mendukung perjuangan Osama bin Laden. Jika hal ini memiliki indikasi yang kuat bisa digunakan sebagai alasan untuk melakukan operasi militer, seperti halnya di Filipina. Ternyata dari segala tuduhan atau fitnah tersebut, setelah diselidiki tidak terbukti. Hal ini menunjukkan ketidak-profesionalan atau paniknya Amerika dalam menghadapi masalah di negaranya. Dari segala tuduhan tersebut di atas jelas umat Islam telah dirugikan karena mereka yang dikenakan atas tuduhan tersebut adalah beragama Islam. Hal ini akan membentuk opini masyarakat dunia melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Bahkan beritanya selalu dibesar-besarkan dan hamper tiap hari. Media massa ini menggunakan teori peluru yang menyerang audiens dengan berita yang tidak benar secara bertubi-tubi, sehingga masyarakat tidak sempat berpikir secara rasional.
3. Upaya-upaya yang harus dilakukan Negara Islam terhadap kepentingan Amerika. Negara-negara mayoritas beragam Islam rata-rata memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sehingga Amerika ingin berusaha untuk menjalin hubungan bisnis. Akan tetapi bila tidak dipikirkan secara politik ekonomi oleh Negara Islam, Amerika memiliki kecenderungan untuk mendikte dan membuat aturan sendiri walaupun aturan yang berlaku sudah ada. Untuk mengatasi hal tersebut Negara-negara Islam di bawah OKI harus bersatu dan berani menolak kepentingan Amerika. Hal ini pernah dilakukan Iran, Irak dan Malaysia. Walaupun risikonya cukup besar, ada perlawanan sehingga Amerika tidak berani semena-mena atau berpikir matang sebelum membuat kebijakan dan tindakan untuk Negara-negara Islam. Seluruh umat Islam di dunia, sebaiknya bersatu dan membentuk suatu kerja sama di antara Negara-nerara yang mayoritas penduduknya umat Islam.
BAB IV
JURNAL IV
SUBJEKTIVE PERCEPTIONS OF STRESS AND COPING BY MATHERS OF CHILDREN WITH INTELECTUAL DISTABILITY A NEEDS ASSESSMENT
A. LATAR BELAKANG
Tunagrahita adalah keadaaan keterbelakangan metal, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental retardation). Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.
Belakangan ini, layanan bagi individu yang mengalami tunagrahita dilandasi oleh HAM.alayanan bagi kelompok ini tidak bersifat institusional dipanti. Tetapi dikembalikan kepada orangtua mereka atau disebut de- institusionalisas. Oleh karena itu yang paling bertanggung jawab ats kelompok tunagrahita ini adalah orangtua mereka sendiri.
Namun bagaimana kualitas hidup sekelompok anak tunagrahita yang berada dilingkungan keluarga mereka, dengan meng-asasmen perasaan orangtua dalam menghadapi anak-anaknya yang mengalami tunagrahita dan coping strategy yang mereka gunakan.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan ada dua tahap, yaitu; pertama dengan metode kuantitatif dan kedua kualitatif. Penelitian ini di uji kepada 12 orangtua yang anaknya mengalami tunagrahita.
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari interviewer atau moderator group.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
C. HASIL PENELITIAN
Hasil analisis kuantitatif dari QSR (Quennsionares On resourses and Stres) dan W-CR (way-coping revised) menunjukan bahwa tidak semua perasaan orangtua yang bersifat unik dapat terungkap. Hanya aspek- aspek yang bersifat umum saja yang dapat diketahui.
Perasaan orantua yang diidendifikasi sebagai berikut :
ü Khawatir akan masa depan anaknya yang tunagrahita
ü Orangtua mengalami kesulitan dengan kemampuan anaknya yang terbatas
ü Anak tunagrahita dianggap bukan masalah dalam keluarga
ü Tidak sampei membuat orangtua depresi
DAFTAR PUSTAKA
Adjid D.A., 2001. Pembinaan Profesionalisme Penyuluhan Pertanian dalam Era Otonomi Daerah (Makalah pada Lokakarya Penyuluhan Pertanian dalam Era Otonomi Daerah PERHIPTANI Cabang Sukabumi, 21 Juni 2001.
BMIP, 1995. Menumbuhkan dan Membina Kelompok Tani. Balai Metodologi Informasi Pertanian, Ciawi.
Mardikanto T., 1991. Penyuluhan dan Pembangunan. Sebelas Maret Press,
Marzuki, Sy., 1996. Pedoman Kelompok Modul USAHA TANI. Depdikbud. 1996.
Menteri Pertanian, 2000. Sambutan dalam rangka Seminar Sehari Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian dalam Rangka Meningkatkan Kelembagaan Ekonomi Kerakyatan. 13 November 2000. APP Bogor.
Mounder A.H., 1972. Agricultural Extension, Food and Agricure. Organization of the United Nation,
Pusat Penyuluhan Pertanian, 1996. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Tani. Departemen Pertanian,
Sinis, M., 2000. Seminar Sehari Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian dalam Rangka Meningkatkan Kelembagaan Ekonomi Kerakyatan, 13 November 2000. APP Bogor.