Kamis, 19 November 2009

DEPRESI

DEPRESI

Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.

Penyebab depresi secara umum:

- Psikologi. Tipe kepribadian paranoid *serem..* dan pesimis sangat rentan mengalami depresi daripada mereka yang memiliki tipe kepribadian lain.

- Stress Tinggi. Sebagian besar orang mengalami depresi pada saat melewati masa-masa sulit seperti kehilangan anggota keluarga, putus dengan pacar, kehilangan pekerjaan, tekanan lingkungan dan semua yang gak enak.

- Zat kimia dan obat. Berbagai zat kimia seperti alkohol bisa menimbulkan gejala depresi, apalagi bila penggunan alkohol tersebut sudah dalam tahap kecanduan.

Secara umum depresi terbagi atas tiga jenis:

1. Normal grief reaction disebut sebagai reaksi normal atas kehilangan. Jenis ini dapat disebut juga sebagai exogenous atau depresi aktif. Depresi ini terjadi berasal dari faktor luar. Biasanya sebagai reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang seperti misalnya pensiun, meninggalnya seseorang yang dikasihi dan dicintai.

2. Faktor penyebab yang berasal dari dalam namun belum jelas sumbernya dapat disebut sebagai Endegenous Depresion, gangguan hormonal dan fisik pada organ tubuh seperti gangguan otak atau susunan syaraf. Ganggaun ini sering muncul perlahan dan bertahap.

3. Neorotic depresion atau depresi neurotik terjadi jika depresi reaktif tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemasan yang telah berlangsung lama.

Menemukan penyebab depresi tidaklah mudah. Sejumlah penyebab dapat muncul dan berlangsung pada saat yang sama. Umumnya, kehilangan disebut sebagai penyebab terbanyak terjadinya depresi. Dapat disebutkan empat macam kehilangan yaitu kehilangan abstrak, kehilangan konkrit, kehilangan khayali, dan kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang.

Kehilangan abstrak dapat disebutkan seperti misalnya kehilangan harga diri, kehilangan kasih sayang, harapan, ambisi, dll.. Kehilangan konkrit antara lain kehilangan orang yang disayang, kehilangan barang, kehilangan hewan peliharaan, dll..

Sedang kehilangan khayali berupa kehilangan yang bersifat khayal seperti merasa tidak disukai dan diterima dalam suatu lingkungan, merasa dipergunjingkan orang. Sementara itu, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang seperti misalnya menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, menunggu pengumuman kelulusan, dsb..

Namun, beberapa gejala dapat dikenali sebagai pencetus dan penyerta depresi. Secara fisik mengalami gangguan seperti gerakan menjadi lamban, tidak dapat tidur nyenyak, napsu makan berkurang, gairah seksual dapat menurun dan meningkat secara tiba-tiba atau malahan hilang sama sekali, pusing, mulut terasa kering, jantung berdebar cepat, dll..

Gejala lain depresi dapat disebut seperti misalnya kehilangan perspektif hidup. Pandangan hidup, pandangan terhadap pekerjaan, pandangan terhadap keluarga menjadi kabur. Umumnya, pandangan terhadap dunia cenderung melihat sebagai suatu kekalahan, kerugian, dan penghinaan. Pada diri cenderung menganggap diri kurang baik, tidak layak, dan tidak berharga. Terhadap masa depan dirasakan penuh kesukaran, kerugian, dan frustasi.

Perasaan yang sering berubah dan sulit dikendalikan dikenali juga sebagai gejala depresi. Perasaan putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis, marah, sering muncul tidak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati.

Seseorang menderita depresi dapat ditandai dari gejala psikologis yang ada seperti kehilangan harga diri dari orang lain, ingin melarikan diri dari masalah, dan muncul perasaan yang sangat peka. Bahkan penderita depresi yang akut muncul pikiran dilusi yang sangat merugikan. Dilusi berupa pertanyaan kecemasan seperti seseorang akan membunuh saya, seseorang akan meracuni saya, dan sebagainya.

Beberapa gejala fisik akibat depresi adalah;

* Pusing. Gejala ini banyak ditemui pada orang yang depresi. Jika Anda memang memiliki migren, biasanya akan sering kumat jika rasa depresi itu muncul.

* Sakit di punggung. Akan terasa amat tegang dan sakit berkepanjangan ketika rasa depresi itu menyerang.

* Rasa sakit di otot dan persendian. Depresi bisa memperburuk sakit kronis.

* Sakit di dada. Harus dicek oleh ahlinya karena sakit di dada bisa jadi merujuk ke sakit jantung. Namun, sakit di bagian dada juga bisa terasosiasi dengan depresi.

* Masalah pencernaan. Rasa mual dan pening bisa juga diikuti diare, atau sembelit kronis akibat depresi. Ini karena segala energi dan nutrisi terserap sepenuhnya ke otak, tak tersebar dengan baik ke seluruh tubuh.

* Rasa lelah dan letih yang amat sangat. Tak peduli berapa banyak Anda tidur, tetap terasa lelah dan letih. Bangun dari tidur akan terasa sangat sulit, bahkan mustahil.

* Pikiran tiba-tiba kosong. Depresi berhubungan erat dengan ketidakseimbangan zat kimiawi yang ada di otak seseorang. Beberapa zat kimia ini memiliki peran amat penting tentang bagaimana Anda merasakan sakit. Beberapa ahli menyatakan bahwa setiap orang bisa memanifestasikan depresi ini dalam kondisi fisik yang berbeda satu orang dan yang lainnya.

* Masalah tidur. Kebanyakan orang dengan depresi merasa kesulitan untuk tidur. Mereka akan bangun sangat pagi atau sulit tidur di malam hari. Lainnya, tidur lebih banyak dari biasanya.

* Perubahan nafsu makan atau berat tubuh. Beberapa orang yang mengalami depresi kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat tubuhnya. Sebagian lainnya, mereka memiliki rasa ingin makan satu jenis makanan yang amat sangat, seperti karbohidrat, dan mengalami kenaikan berat badan.

Mengatasi gejala fisik

Meski gejalanya cukup mengganggu, banyak orang yang mengalami hal ini tak menyadari bahwa dirinya sedang depresi. Atau, bahwa gejala fisik ini disebabkan oleh depresi. Bahkan dokter pun banyak yang tidak menyadari hal ini.

Dalam beberapa kasus, mengatasi depresi dengan terapi atau obat-obatan maupun keduanya akan mengakhiri masalah pada kondisi fisik tadi. Namun, pastikan untuk menjelaskan masalahnya pada dokter atau ahli kesehatan yang menangani Anda. Jangan berasumsi bahwa gejala-gejala tadi bisa hilang begitu saja. Untuk beberapa masalah, kemungkinan akan dibutuhkan pengobatan tambahan. Misalnya, dokter Anda akan memberikan obat tertentu untuk mengakhiri insomnia Anda, atau obat-obat antidepresan, atau terapi untuk pencernaan. (Kompas.com)

Cara Mengatasi Depresi

Anda boleh percaya, boleh juga tidak. Dengan jalan-jalan 30 menit, ternyata dapat mengatasi depresi ringan selama satu jam. Penelitian tersebut telah dilakukan oleh para peneliti di Texas University, Austin.

Kebanyakan penderita depresi ringan merasa lebih segar dan lebih tenang selama lebih dari satu jam setelah mereka melakukan latihan berjalan di atas treadmill selama 30 menit. Mereka merasakan bahwa tekanan darah dan perasaan negatif atau kondisi tertekan yang dideritanya mengalami penurunan.

Penelitian sebelumnya pernah menyatakan bahwa olahraga secara teratur dapat membantu seseorang terbebas dari masalah depresi, apalagi jika diikuti dengan konseling dan pengobatan medis. Penelitian lainnya juga mendukung bahwa gerak badan yang aktif memang memiliki pengaruh yang baik untuk mengatasi depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Texas University, Austin tersebut melibatkan 40 orang yang berumur 18 hingga 55 tahun. Mereka didiagnosa mengalami depresi dan belum pernah diobati dengan obat antidepresi atau latihan secara rutin sebelumnya. Sebanyak 20 orang pasien tersebut diminta untuk menjalani latihan selama 30 menit, sedangkan sisanya dipersilahkan duduk dengan tenang di waktu yang sama. Kondisi tubuh mereka kemudian dianalisa lima menit sebelum diberikan perlakuan serta 30 dan 60 menit sesudahnya.

Aktivitas jalan-jalan yang dilakukan oleh 20 orang tersebut berefek meningkatkan semangat mereka kembali. Namun, pengaruhnya hanya bersifat jangka pendek karena tubuh mereka kembali ke kondisi awal sekitar satu jam sesudahnya. Mungkin untuk orang yang mengalami depresi berat, hal itu tidak memberikan arti apa-apa. Namun bagi mereka yang mengalami depresi ringan, latihan olahraga tersebut diperkirakan dapat menurunkan perasaan terisolasi atau terkucil dari lingkungan sosialnya selama ini sehingga dapat meningkatkan semangat mereka kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar