Sabtu, 14 November 2009

Tahapan Psikososial Eriksson dan Freud

Tahap Perkembangan Psikososial Freud:

1. Oral (lahir sampai 12-18 bulan)

Sumber utama kenikmatan bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut (menghisap dan menelan).

2. Anal (12-18 bulan sampai 3 tahun)

Anak mendapat kepuasan sensual dengan menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasan ada di daerah anal, dan toilet training merupakan aktifitas penting.

3. Phalic (3-6 tahun)

Anak menjadi lengket dengan orang tua berjenis kelamin berbeda dan kemudian mengidentifikasikannya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasan bergeser ke daerah genital.

4. Latency (6 tahun sampai pubertas)

Masa yang relatif tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih b ergelora.

5. Genital (pubertas sampai dewasa)

Kemunculan kembali dorongan seksual tahap phalic, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa.


Tahapan Psikososial Eriksson:

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (lahir sampai 12-18 bulan)

Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat aman dan nyaman. Hikmah: harapan.

2. Autonomy vs Rasa Malu dan Ragu (12-18 bulan sampai 3 tahun)

Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan ragu. Hikmah: kehendak.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-6 tahun)

Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru dan tidak terlalu terbebani rasa bersalah. Hikmah: tujuan.

4. Industri vs Inferioritas (6 tahun sampai pubertas)

Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan kompeten. Hikmah: keterampilan.

5. Identitas vs Kekacauan Identitas (pubertas sampai dewasa awal)

Remaja harus menentukan pemahaman akan diri sendiri. (“Siapakah saya ini?”) atau merasakan kekacauan peran. Hikmah: loyalitas/dapat dipercaya.

6. Intimasi vs Isolasi (dewasa awal)

Individu mencoba membuat komitmen dengan orang lain; apabila tidak sukses, maka dia akan memisahkan diri. Hikmah: cinta.

7. Produktifitas vs Stagnasi (dewasa tengah)

Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri. Hikamh: rasa peduli.

8.

Integritas ego vs Putus Asa (dewasa akhir)

Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatbya dapat menerima kematian, atau sebaliknya, putus asa atas ketidakmampuannya menghidupkan kembali hidupnya. Hikmah: kebijaksanaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar